Sumber daya manusia organisasi yang produktif merupakan aspek penting dalam setiap perubahan yang terjadi dalam sebuah organisasi. Tuntutan pelayanan yang lebih baik pada organisasi menjadi salah satu pendorong perlunya upaya untuk mempersiapkan elemen penting organisasi sebagai penggerak setiap roda kegiatan yakni sumber daya manusia agar lebih siap dan produktif dalam kerjanya. Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu berupaya agar para anggota atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Secara etimologi, menurut Collins Cobuild Dictionary (1998:1145) produktivitas berasal dari kata productivity yang berarti ukuran efisiensi sebuah perusahaan atau negara dengan menghitung perbandingan antara ....jumlah atau nilai barang yang dihasilkan dengan waktu atau uang serta jumlah pekerja yang digunakan untuk produksi tersebut. Pengertian tersebut menyiratkan adanya keterkaitan dengan pandangan ekonomi dimana setiap kegiatan diupayakan dapat mencapai hasil sebesar mungkin dengan menggunakan sumber daya sekecil-kecilnya. Hal ini wajar karena konsep produktivitas awal mulanya berkembang dalam berbagai organisasi yang berorientasi bisnis namun kemudian banyak digunakan dalam berbagai organisasi termasuk organisasi yang memberikan pelayanan pendidikan.
Sejalan dengan pengertian diatas, Paul Mali seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2009:198) menyatakan bahwa produktivitas merupakan upaya untuk menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya seefisien mungkin. Dengan kata lain, produktivitas merupakan rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu. Produktifitas memiliki dua dimensi, pertama efektivitas yang mengarah kepada pencapaian untuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan berkualitas, kuantitas, dan waktu. Kedua yaitu efesiensi yang berkaitan dengan upaya membandingakan input dengan realisasi penggunaanya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan dengan baik (Hasibuan, 2003). Pendapat lain, Whitmore seperti yang dikutip oleh Sedarmayanti (2009:198) mengungkapkan bahwa produktivitas merupakan ukuran atas penggunaan sumber daya dalam sebuah organisasi yang bisaanya dinyatakan sebagai suatu rasio dari keluaran (output) yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Pendapat lain yang hampir sama dari Nawawi (1998:97) mengemukakan pengertian produktivitas dalam dua pengertian sebagai berikut, pertama, produktivitas kerja diartikan sebagai perbandingan antara hasil yang diperoleh (output) dengan sumberdaya yang digunakan (input). Produktivitas kerja dinyatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih tinggi daripada sumber daya yang dipergunakan. Hasil yang dicapai tidak saja sekedar dihitung dengan jumlah dan mutu sesuatu yang dihasilkan, tetapi juga dari segi banyaknya manfaat dari pihak lain; dan yang kedua, Produktivitas kerja yang diukur dari daya guna penggunaan personal sebagai tenaga kerja. Produktivitas ini digambarkan dari ketepatan penggunaan metode atau cara kerja dan alat-alat yang tersedia, sehingga volume dan beban kerja dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang tersedia. Dari produktivitas kerja ini juga diperoleh gambarannya dari dedikasi, loyalitas, kesungguhan, disiplin, ketepatan penggunaan metode,dan sebagainya yang tampak selama pegawai melaksanakan volume dan beban kerjanya.
Berdasarkan beberapa uraian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja merupakan rasio antara efektivitas dan efesiensi dari berbagai sumberdaya yang dimaksudkan untuk mencapai keluaran organisasi semaksimal mungkin dengan biaya seminimal mungkin dalam suatu satuan waktu tertentu dan memiliki kualitas hasil tertentu pula. Produktivitas kerja individu adalah perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja yang maksimal) dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencakup kuantitas dan kualitas dalam satu waktu tertentu.
Secara lebih rinci Gaspersz (2000:18) memaparkan beberapa unsur yang terdapat dalam produktivitas yakni:
1. Efisiensi
Produktivitas sebagai rasio output/input merupakan ukuran efisiensi pemakaian sumber daya (input). Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terlaksana. Pengertian efisiensi berorientasi kepada masukan.
2. Efektivitas
Efektivitas merupakan suatu ukuran yang memberikan gambaran seberapa jauh target yang dapat tercapai baik secara kuantitas maupun waktu. Makin besar presentase target tercapai, makin tinggi tingkat efektivitasnya. Konsep ini berorientasi pada keluaran. Peningkatan efektivitas belum tentu dibarengi dengan peningkatan efisiensi dan sebaliknya.
3. Kualitas.
Secara umum kualitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa jauh pemenuhan persyaratan, spesifikasi, dan harapan konsumen. Kualitas merupakan salah satu ukuran produktivitas. Meskipun kualitas sulit diukur secara matematis melalui rasio output/input, namun jelas bahwa kualitas input dan kualitas proses akan meningkatkan kualitas output. Seperti terlihat dalam gambar berikut bahwa produktivitas tidak hanya peduli pada peningkatan kuantitas namun juga memperhatikan kualitas. Hal ini sejalan dengan pendapat Sutermeister (Alma, 2008:85) bahwa “Productivity is defined for our purpose as output per employee-hour but quality is also considered”. Produktivitas tidak hanya merupakan output perbandingan orang dengan jam namun juga memperhatikan kualitasnya.
Pendapat lain berkenaan dengan efektifitas dan efisiensi disampaikan oleh Mardiasmo (2002: 132) yang berpendapat bahwa efektivitas pada dasarnya berhubungan dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan tujuan atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan (Spending wisely). Indikator efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dan dampak (Outcome) dari keluaran (Output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi. Sedangkan Efisiensi mengukur perbandingan antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan. Proses kegiatan operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumberdaya dan dana yang serendah-rendahnya (Spending well). Karena efisiensi dapat diukur dengan membandingkan keluaran dan masukan, maka menurut Mardiasmo (2002 : 134) perbaikan efisiensi dapat dilakukan dengan cara:
1. Meningkatkan output pada tingkat input yang sama.
2. Meningkatkan output dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi peningkatan input.
3. Menurunkan input pada tingkatan output yang sama.
4. Menurunkan input dalam proporsi yang lebih besar daripada proporsi penurunan output.
Berbagai pengertian dan gambaran mengenai produktivitas diatas selalu merujuk pada dua dimensi penting yakni efektivitas dan efisiensi. Efektifitas kerja dapat dilihat dari indikasi pencapaian unjuk kerja yang maksimal terkait dengan tercapainya target ditinjau dari segi kuantitas, kualitas dan waktu. Sedangkan efisiensi berkenaan dengan perbandingan jumlah pegawai dengan tugas pekerjaan, kemampuan memanfaatkan sarana dan prasarana dalam bekerja dan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan penghematan waktu.
Selain itu juga, beberapa pengertian diatas menunjukan adanya tiga tingkatan dalam pengukuran produktivitas yakni individu, kelompok dan organisasi. Ukuran produktivitas yang harus dipertimbangkan (Alma, 2008:86) dalam mengelola organisasi yaitu pertama, untuk tujuan strategi, apakah organisasi sudah benar sesuai dengan apa yang telah digariskan. Kedua, efektifitas pencapaian tujuan dari segi kuantitas dan kualitas dan ketiga, efisiensi yang merupakan perbandingan output dibagi dengan input.
Referensi:
Alma, Buchari. (2008). Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta.
Gaspersz, Vincent. (2000). Total Quality Management. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Hasibuan, M. (2003) Organisasi dan Motivasi: Dasar Peningkatan Produktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Mardiasmo. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Andi : Yogyakarta.
Nawawi, Hadari. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah mada university Press.
Sedarmayanti. (2009). Tata Kerja dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar