Selasa, 16 Agustus 2011

Perubahan Organisasi

a. Pengertian Perubahan Organisasi

Perubahan pada dasarnya melakukan segala sesuatu secara berbeda. Jeff Davidson (2005) menjelaskan bahwa perubahan merujuk pada sebuah terjadinya sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan bisa juga bermakna melakukan hal-hal dengan cara baru, mengikuti jalur baru, mengadopsi teknologi baru, memasang sistem baru, mengikuti prosedur-prosedur manajemen baru, penggabungan (merging), melakukan reorganisasi, atau terjadinya peristiwa yang bersifat mengganggu (disruptive) yang sangat signifikan. Rumusan perubahan yang diungkapkan oleh Davidson tersebut, bahwa perubahan organisasi bisa terjadi di berbagai aspek kehidupan organisasi. Dari pengertian diatas dapat dilihat bahwa perubahan merupakan pergeseran dari keadaan sekarang suatu organisasi menuju keadaan yang diinginkan di masa depan. Perubahan dari keadaan sekarang tersebut dilihat dari sudut struktur, proses, orang dan budaya.

Perubahan tersebut diatas perlu dikelola dengan system yang tepat dalam sebuah pengelolaan perubahan atau dikenal dengan management of change. Manajemen perubahan sebagaimana diungkapkan oleh Potts dan LaMarsh dan dianut Wibowo (2006:37) adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut. Manajemen perubahan dimaksudkan untuk memberikan solusi bisnis yang diperlukan dengan sukses dengan cara terorganisir dan dengan metode melalui pengelolaan dampak perubahan pada orang yang terlibat didalamnya.

Ada dua pendekatan pengelolaan terhadap perubahan organisasi, yang pertama perubahan yang bersifat reaktif, dilakukan setelah masalah terjadi. Dalam reaksi pertama ini, biasanya manajemen bereaksi atas perubahan yang sudah terjadi dengan cara melakukan berbagai upaya penyesuaian pada sistem kerja atau pada orang yang terkena dampak perubahan tersebut. Pada tipe kedua, perubahan proaktif dilakukan sebelum masalah terjadi. Dalam tipe ini, manajemen mengembangkan suatu program perubahan yang direncanakan sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan organisasi. Lebih lanjut, Winardi (2008:87) menyatakan bahwa perubahan yang direncanakan ini berupaya untuk mewujudkan dua hal, pertama ditujukan untuk memperbaiki kemampuan organisasi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang timbul dan tidak direncanakan sebelumnya dan sedang dihadapi oleh organisasi. Efektifitas pengumpulan informasi dan fleksibilitas organisasi perlu dikembangkan untuk memahami perubahan yang sedang terjadi sehingga dapat mengambil sikap yang tepat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut. Kedua, perubahan yang direncanakan ini ditujukan untuk mengubah perilaku para karyawan agar bias menjadi contributor yang lebih efektif. Pengembangan sikap, nilai, serta cara-cara baru dalam pelaksanaan kerja menjadi agenda kegiatan dalam perubahan ini. Selain itu perbaikan peran serta pelatihan diberikan guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas hubungan antara pribadi ataupun kelompok dalam organisasi.

Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa perubahan perlu dibarengi dengan proses pengelolaan yang dilakukan secara sistematis mulai dari perencanaan, pengaturan, pengarahan, hingga pengendalian terhadap segala hal atau upaya perubahan baik yang bersifat reaktif maupun proaktif dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas organisasi secara keseluruhan.

b. Tujuan Perubahan Organisasi

Sebagaimana dinyatakan sebelumnya bahwa salah satu yang tidak berubah dalam sebuah organisasi adalah perubahan itu sendiri. Perubahan menurut Winardi (2008:1) selalu mengandung makna beralihnya keadaan sebelumnya (the before condition) menuju kepada keadaan setelahnya (the after condition). Proses beralihnya keadaan atau transisi dari kondisi awal ke kondisi yang diharapkan memerlukan proses transformasi yang tidak selalu berjalan sesuai dengan harapan karena munculnya konflik atau penolakan atas perubahan tersebut. Oleh karena itu, manajemen atau pengelolaan perubahan merupakan hal yang penting dalam sebuah organisasi dalam rangka mengupayakan agar proses transformasi yang berlangsung bias berjalan dalam waktu yang relative cepat, dengan kesulitan-kesulitan seminimal mungkin dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Dengan kata lain, pengelolaan perubahan atau yang biasa disebut management of change diperlukan dalam kaitannya dengan kegiatan untuk mengantisipasi dan memperkuat faktor-faktor yang menimbulkan adanya perubahan, mengantisipasi penolakan terhadap perubahan dan cara mengatasinya, serta proses atau pendekatan yang bisa dilakukan dalam mengoptimalkan dampak dari perubahan ke arah yang diinginkan oleh organisasi atau yang lebih baik dari kondisi sebelumnya.
Dalam proses pengelolaan perubahan, pertimbangan mengenai unsur-unsur organisasi yang akan diubah perlu dilakukan sebagaimana yang diungkapkan oleh Certo (Winardi, 2008:85). Berikut adalah beberapa pendekatan perubahan menurut Leavit (Indrawijaya, 1989:65) berkaitan dengan unsur organisasi yang menjadi target perubahan, yakni:

1. Perubahan Struktural
Perubahan dilakukan secara deduktif dengan menganalisa tugas dan tujuan untuk kemudian dirumuskan dalam bentuk struktur organisasi dan manajemen yang dianggap sesuai dan tepat untuk melaksanakannya. Kegiatan yang dapat dilakukan misalnya memodifikasi dan mengatur kembali berbagai sistem internal seperti hubungan tanggung jawab dan wewenang, system komunikasi, aliran kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja , atau hirarki manajerial.

2. Teknologis
Perubahan dilakukan dengan melakukan modifikasi pada factor-faktor pendukung teknologi yang dikembangkan untuk meningkatkan efektifitas kerja misalnya penetapan sistem informasi manajemen dan akademik, teknik-teknik penelitian, metode dan prosedur pelaksanaan kerja, digitalisasi dan komputerisasi.

3. Manusia
Perubahan dilakukan dengan memodifikasi perilaku manusia yang ada dalam organisasi. Tugas, struktur, dan teknologi akan berjalan kalau unsure manusia sebagai pelaku dan penerima perubahan memiliki perilaku yang diharapkan. Berbagai upaya perubahan perilaku manusia dapat dilakukan misalnya melalui kebijaksanaan prosedur penarikan, seleksi dan rotasi pegawai, kegiatan pelatihan dan pengembangan, peningkatan keterampilan kepemimpinan dan komunikasi manajerial, serta pemberdayaan pegawai.

Referensi:
Davidson, Jeff. (2005). Change Management, The Complete Ideal’s Guides, Jakarta : Prenada.
Indrawidjaja, Adam I. (1989). Perubahan dan Pengembangan Organisasi. Bandung: Sinar Baru.
Supardi, dan Anwar, Syaiful. (2002). Dasar-dasar Perilaku Organisasi. Jogjakarta: UII Press.
Wibowo. (2006). Managing Change: Pengantar Manajemen Perubahan. Bandung: Alfabeta.
Winardi, J. (2006). Manajemen Perubahan (Management of Change). Jakarta: Kencana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar